skip to main | skip to sidebar
  • About Me
  • Contact Us
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Terms of service

Dunia Flora dan Fauna

Berita | Profil Flora dan Fauna

  • Home
  • News
  • Aneh
  • Unik
  • Langka
  • Daftar Flora
  • Daftar Funa

Kelompok Flora

  • Buah-buahan
  • Rempah
  • Sayur-sayuran
  • Tanaman Hias
  • Tanaman Keras
  • Tanaman Obat
  • Umbi-umbian

Kelompok Fauna

  • Amfibi
  • Burung
  • Ikan
  • Mammalia
  • Reptil (Melata)
  • Serangga

Kategori Wilayah

  • Aceh
  • Amerika
  • Argentina
  • Asia
  • Australia
  • Cina
  • Eropa
  • India
  • Indonesia
  • Iran
  • Jamaika
  • Jawa
  • Kalimantan
  • Kutub Selatan
  • Laos
  • Meksiko
  • Peru
  • Spanyol
  • Sri Langka
  • Sumatra
  • Turki
  • Vietnam

Senin, 31 Maret 2014

Empat Owa Jawa Dilepaskan di Gunung Malabar

06.16 No comments

Bandung - Hewan primata Owa Liar akhirnya dilepasliarkan di Hutan Lindung Gunung Malabar, Kabupaten Bandung, Kamis (27/3/2014). Pelepasliaran tersebut mendapat sambutan baik dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Perum Perhutani dan Yayasan Owa Jawa (YOJ) melepasliarkan empat owa jawa (Hylobates moloch) ke habitat alami di kawasan Puntang, hutan lindung Gunung Malabar, Bandung, Jawa Barat.

Owa jawa bernama Bombom (betina), Jowo (jantan), Yani (betina) dan Yudi (jantan) itu merupakan hewan peliharaan masyarakat yang sudah menjalani rehabilitasi selama enam tahun di Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Owa Jawa di Resort Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.

Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto mengatakan pemilihan lokasi pelepasliaran dilakukan berdasarkan serangkaian survei kelayakan habitat untuk memastikan ketersediaan pohon pakan dan keamanan owa jawa.

Pelepasliaran owa jawa itu merupakan bagian dari upaya konservasi owa jawa dan pemeliharaan hutan lindung di Gunung Malabar.

"Konservasi owa jawa juga dimaksudkan untuk mempertahankan kualitas kawasan hutan lindung dengan pengembangan spesies liar sehingga keseimbangan ekosistem dapat terjaga," katanya.

Ketua Pengurus Yayasan Owa Jawa Noviar Andayani menggarisbawahi bahwa upaya konservasi primata, khususnya owa jawa, tidak mudah karena habitatnya sudah banyak yang hilang akibat pembukaan hutan untuk berbagai kepentingan.

Selain itu owa jawa kerap ditangkap untuk diperjualbelikan.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Wawan Ridwan yang hadir dalam pelepasan tersebut memberikan apresiasi pelepasliaran hewan primata tersebut. Owa yang dilepasliarkan satu keluarga bernama Bom-Bom, Jowo, Yani, dan Yudi.

"Pelepasliaran Owa Jawa ini menjadi salah satu bukti adanya kesadaran dan langkah nyata bagi kita semua dalam upaya rehabilitasi dan konservasi fauna. Selain itu sebagai momentum dari wujud tanggung jawab kita dalam pelestarian keanekaragaman hayati khususnya di Jawa Barat," tutur Wawan.

Owa Jawa merupakan jenis primata yang tidak berekor dari keluarga Owa (Famili Hylobatidae) yang ditemukan di Pulau Jawa dan terancam punah. Hutan hujan tropis Pulau Jawa yang menjadi tempat hidupnya semakin berkurang drastis di bawah tekanan pembangunan dan pertumbuhan populasi manusia yang semakin meningkat.

Maka dari itu, kawasan hutan lindung Gunung Malabar dipilih sebagai tempat pelepasliaran Owa Jawa setelah melalui serangkaian survei kelayakan habitat untuk memastikan ketersediaan pohon pakan dan keamanannya. Kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani tersebut diharapkan dapat menjadi rumah yang aman bagi Owa Jawa di tengah maraknya ancaman perburuan dan kerusakan di Pulau Jawa saat ini.

Wawan berharap upaya pelestarian terhadap ancaman populasi dan habitatnya karena Owa jawa merupakan satwa endemik Pulau Jawa yang penyebarannya sangat terbatas.

"Harus ada proses penyadaran bagi masyarakat untuk tidak memperdagangkan, memburu, dan memelihara Owa Jawa," tutupnya.

Organisasi konservasi (International Union for Conservation of Nature/IUCN) memasukkan owa jawa ke dalam kategori spesies terancam punah dengan peluang kepunahan 50 persen.

Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Owa Jawa (Javan Gibbon Center/JGC) telah menerima 30 owa jawa dari masyarakat.

Owa jawa-owa jawa itu menjalani pemulihan kesehatan dan pengembalian perilaku alami setelah dipelihara manusia dalam kandang.

Sebagian besar owa jawa yang pernah menjadi hewan peliharaan bahkan tidak mampu mengeluarkan nyanyian panjang saat pertama kali tiba di JGC, padahal kemampuan tersebut sangat diperlukan untuk menandai daerah tempat tinggalnya di alam. 

Kemampuan bersuara, bergerak di atas pohon, dan bersosialisasi dengan owa jawa lain yang hilang juga dipulihkan lagi.
Sumber : http://www.inilahkoran.com, http://www.antaranews.com
Posted in:
Fauna, Indonesia, Mammalia, News, Owa Jawa, Primata
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

  • Kacang
    Kacang adalah istilah non-botani yang biasa dipakai untuk menyebut biji sejumlah tumbuhan polong-polongan (namun tidak semua). Dalam perc...
  • Mangga Kasutri
    Mangga kasturi Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae Filum: Tracheophyta Kelas: Magnoliopsida (tidak termasuk) Ro...
  • Apel
    Apel Pohon apel ( Malus domestica ) Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsid...
  • Fauna
    Fauna , dari bahasa Latin, atau alam hewan artinya adalah khazanah segala macam jenis hewan yang hidup di bagian tertentu atau periode tert...
  • Penguin
    Penguin Rentang fosil: Paleosen-sekarang Gentoo Penguin, Pygoscelis papua Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Fil...

Kategori

  • Animalia
  • Apel
  • Apokat
  • Belimbing
  • Buah-buahan
  • Burung
  • Cermai
  • Delima
  • Durian
  • Fauna
  • Flora
  • Gayam
  • Jagung
  • Jamblang
  • Jambu
  • Jeruk
  • Kacang
  • Kawista
  • Kemang
  • Mammalia
  • Mangga
  • Mangga Kasutri
  • News
  • Owa Jawa
  • Penguin
  • Rusa

Followers

 
Copyright © 2014 Dunia Flora dan Fauna | Powered by Blogger
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls